Kamis, 28 November 2013



DEMOGRAFI
PERMASALAHAN  KEPENDUDUKAN






Di buat oleh:
Wisma diama putra


PROGRAM STUDY GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011



KATA PENGANTAR


Alhamdulillah puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala karunaia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Permasalahan penduduk“ dapat diselesaikan. Salam dan Taslim ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan petunjuk bagi kita semua agar tetap beraktivitas sebagai seorang hamba yang di ridhoi oleh Allah SWT.
Disadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritikan yang konstruktif senantiasa diharapkan demi perbaikan.
Akhirnya kepada Allah SWT. penulis memohon doa restu atas segala jasa-jasa mereka dapat dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Amin.
                                                                                                                             




                                                                                                                              Padang,  06 desember 2011

                                                                                                                                            Penulis         

                                                                                                                                                       

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR  ..................................................................................... ...... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ..... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... ..... 1
A.    Latar Belakang ................................................................................... ..... 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................... ..... 2
C.     Tujuan.................................................................................................. ..... 2
D.    Manfaat .............................................................................................. ..... 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... ..... 3
A.    Masalah kependudukan....................................................................... ..... 3
B.     Pengertian ........................................................................................... ..... 3
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................... ..... 8
A.    Permasalahan penduduk ..................................................................... ..... 8
B.     Dampak permasalahan penduduk terhadap pembangunan ................ ... 12
C.     Upaya mengatasi pengangguran permasalahan penduduk ................. ... 13
BAB IV PENUTUP.......................................................................................... ... 20
A.       Simpulan ........................................................................................... ... 20
B.        Saran ................................................................................................. ... 20
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... ... 21


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam edisi pertamanya Essay on Population tahun 1798 Malthus mengemukakan dua pokok pendapatnya yaitu :Bahan makanan adalah penting untuk kehidupan manusia dan Nafsu manusia tak dapat ditahan. Malthus juga mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan. Akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang besar antara penduduk dan kebutuhan hidup. Dalil yang dikemukakan Malthus yaitu bahwa jumlah penduduk cenderung untuk meningkat secara geometris (deret ukur), sedangkan kebutuhan hidup riil dapat meningkat secara arismatik (deret hitung). Menurut pendapat Malthus ada faktor-faktor pencegah yang dapat mengurangi kegoncangan dan kepincangan terhadap perbandingan antara penduduk dan manusia yaitu dengan jalan:
 Yaitu faktor-faktor yang dapat menghambat jumlah kelahiran yang lazimnya dinamakan moral restraint. Termasuk didalamnya antara lain :
1.     Penundaan masa perkawinan
2.     Mengendalikan hawa nafsu
3.     Pantangan kawin
4.     Positive checks
Yaitu faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya kematian, termasuk di dalamnya antara lain :
1.     Bencana Alam
2.     Wabah penyakit
3.     Kejahatan
4.     Peperangan
Ada filosofi  yang berkembang  di sebagian besar masyarakat Indonesia  pada waktu  lalu, bahwa banyak anak banyak rezeki?  Menurutmu  benarkah  tersebut? Masih   relevankah  dengan perkembangan zaman saat ini? Jika melihat perkembangan zaman, semakin  mendesaknya  kehidupan manusia akan kebutuhan hidup, namun  semakin  kecilnya  peluang  atau  kesempatan dalam dunia kerja, rasanya  kini  filosofi  itu lebih tepat menjadi: banyak anak banyak masalah.  Karena  pada  kenyataannya, makin  besar  jumlah penduduk ternyata  masih  besar  pula  permasalahan  yang  timbul.
Jumlah penduduk di suatu negara selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi atau perpindahan penduduk. Pertumbuhan penduduk ialah perkembangan jumlah penduduk di suatu daerah atau negara. Penduduk (population) Indonesia ialah mereka yang tinggal di Indonesia pada saat dilakukan sensus dalam kurun waktu minimal 6 bulan, atau mereka yang telah terdaftar secara administrasi kependudukan dimana orang tersebut berdomisili.
Penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami pertumbuhan sehingga jumlah penduduknya terus mengalami peningkatan. Pelaksanaan sensus di Indonesia dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Sensus penduduk di Indonesia diadakan sepuluh tahun sekali.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Permasalahan penduduk ?
2.      Dampak permasalahan penduduk tehadap pembangunan ?
3.      Bagaimana upaya mengatasi permasalahan penduduk ?

C.    Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah di atas maka tujuan masalah yang akan capai adalah :
1.      Untuk mengetahui permasalahan penduduk Indonesia.
2.      Untuk mengetahui dampak dari permasalahan terhadap pembangunan indonesia.
3.      Untuk mencari solusi bagaimana mengatasi permasalahan penduduk di Indonesia.
D.    Manfaat
Setelah mempelajari makalah ini maka dapat diperoleh beberapa manfaat sebagai berikut :
1.      Mencari solusi bagaimana mengantisipasi terjadinya permasalahan penduduk di Indonesia.
2.      Mengetahui dampak terjadinya permasalahan penduduk yang terjadi pada di Indonesia.
3.      Mengambil tindakan secepat mungkin untuk menghindari penambahan permasalahan penduduk yang terjadi saat ini.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1  Masalah Kependudukan 
Masalah kependudukan di Indonesia dikategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencakup lima masalah pokok yang terkait satu sama lainnya, yaitu:
 1. Jumlah penduduk yang besar
 2. Tingkat pertumbuhan yang tinggi
 3. Penyebaran penduduk yang tidak merata
 4. Komposisi umur penduduk yang timpang
 5. Masalah mobilitas penduduk.
Paket masalah kependudukkan ini telah menjadi induk dari berbagai masalah lain. Apabila tidak segera ditanggulangi tidak mustahil akan mendatangkan efek yang lebih parah lagi dan dapat melumpuhkan pembangunan nasional. 
2.2 Pengertian-pengertian 
Ada beberapa pengertian yang secara singkat perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan merupakan  bahan acuan dalam mengembangkan aplikasi yang ada.  
a.      Penduduk 
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah Republik Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan untuk menetap.
b.      Laju Pertumbuhan Penduduk  
Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan penduduk yang terjadi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan dinyatakan dalam persentase. Jumlah penduduk di suatu wilayah dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu:
1. Fertilitas
Fertilitas disebut juga dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan adanya tanda-tanda kehidupan; seperti bernafas, berteriak, jantung berdenyut dan sebagainya. Apabila pada waktu lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan disebut lahir mati (still birth) yang di dalam demografi tidak diangap sebagai peristiwa kelahiran. Disamping istilah fertilitas ada juga istilah fekunditas (fecundity) sebagai petunjuk kepada kemampuan fisiologis dan biologis seorang perempuan untuk menghasilkan anak lahir hidup. Seorang perempuan yang secara biologis subur (fecund) tidak selalu melahirkan anak, misalnya dia mengatur kelahiran dengan abstinensi atau menggunakan alat-alat kontrasepsi. Kemampuan biologis seorang perempuan untuk melahirkan sangat sulit diukur.
2. Mortalitas
Mortalitas atau kematian adalah salah satu dari tiga komponen demografi yang berpengaruh terhadap struktur dan jumlah penduduk. Tinggi rendahnya tingkat mortalitas penduduk suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi juga merupakan barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan masyarakat didaerah tersebut. Mortalitas adalah peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Dari definisi ini terlihat bahwa keadaan mati hanya bisa terjadi kalau sudah terjadi kelahiran hidup. Dengan demikian keadaan selalu mati selalu didahului oleh keadaan hidup. Sedangkan hidup selalu dimulai dengan lahir hidup (live birth).
3. Mobilitas
Mobilitas penduduk dapat dibedakan antara mobilitas penduduk vertikal dan mobilitas penduduk horizontal. Mobilitas penduduk vertikal ini sering disebut dengan perubahan status, dan salah satu contohnya adalah perubahan status pekerjaan. Seseorang yang mula-mula bekerja dalam sektor pertanian sekarang bekerja dalam sektor pertanian. Mobilitas penduduk horizontal atau mobilitas penduduk geografis adalah gerak (movement) penduduk yang melintasi batas wilayah menuju ke wilayah lain dalam periode tertentu. Mobilitas penduduk dapat pula dibagi menjadi dua, yaitu penduduk permanen atau migrasi dan mobilitas penduduk non permanen. Jadi, migrasi adalah perpindahan penduduk yang melintas batas wilayah asal menuju wilayah lain melampaui
batas politik/negara ataupun batas administratif atau batas bagian dalam suatu negara dengan tujuan menetap.  
Menurut Everett S. Lee ada empat faktor yang menyebabkan orang mengambil keputusan untuk melakukan migrasi yaitu:
    1. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal 
    2. Faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan
    3. Faktor-faktor yang menghambat
    4. Faktor-faktor pribadi.  
c.  Susunan Penduduk  
Data penduduk yang didapatkan dari hasil registrasi, sensus penduduk dan survei susunannya masih belum teratur sehingga sulit untuk dibaca apalagi diinterpretasi untuk keperluan maka seluruh data tersebut perlu disederhanakan. Menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan disebut menganalisa data. Dalam proses ini seringkali digunakan statistik adalah menyederhanakan data. Membagi penduduk atas kelompok-kelompok tertentu atau dapat pula dikatakan atas komposisi penduduk tertentu merupakan salah satu dari bentuk analisis penduduk. Komposisi penduduk menggambarkan susunan penduduk yang dibuat berdasarkan pengelompokkan penduduk menurut karakteristik-karakteristik yang sama. Bermacam - macam komposisi penduduk dapat digolongkan berdasarkan umur, jenis kelamin, status, perkawinan, tingkat pendidikan, lapangan pekerjaan, bahasa, agama dan sebagainya.  
d.      Komposisi Penduduk 
            Komposisi penduduk dalam arti demografi adalah komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Kedua variabel ini sangat mempengaruhi pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang. Misalnya dalam suatu negara terdapat penduduk umur tua (50 tahun keatas) lebih banyak, maka diharapkan negara tersebut mempunyai angka kelahiran yang rendah. Demikian pula ketidakseimbangan jumlah penduduk laki-laki dan wanita, bisa mengakibatkan rendahnya fertilitas dan rendahnya angka pertumbuhan. Ketidakseimbangan itu akan mempengaruhi pula keadaan sosial, ekonomi dan keluarga. Komposisi penduduk umur tua digambarkan dalam piramida penduduk yang dapat mencerminkan apakah negara tersebut mempunyai ciri penduduk tua dan muda. Sedangkan pada penduduk umur muda dapat dipakai sebagai ukuran perbandingan baban tanggungan yaitu angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan 65 tahun keatas) dengan banyaknya orang yang banyaknya produktif (umur 16-64 tahun).  
e.        Kepadatan Penduduk 
            Kepadatan penduduk merupakan indikator daripada tekanan penduduk di suatu daerah.Kepadatan di suatu daerah dibandingkan dengan luas tanah yang ditempati dinyatakan dengan banyaknya penduduk per kilometer persegi Kepadatan penduduk di suatu wilayah dapat dibagi menjadi empat bagian:
1. Kepadatan penduduk kasar (crude Density of Population) atau sering pula  
    disebut dengan kepadatan penduduk Aridmatika
2. Kepadatan penduduk Fisiologis (Physiological Density)
3. Kepadatan penduduk Agraris (Agricultural Density)
4. Kepadatan penduduk Ekonomi (Economical Density of Population).  
  f.  Proyeksi 
            Proyeksi adalah perhitungan untuk meramalkan atau untuk mengetahui perkembangan di masa yang akan datang dengan menggunakan beberapa asumsi yang didasarkan atas data tahun dasar. Kualitas hasil proyeksi sangat ditentukan oleh proses pelaksanaan penyusunannya. Proyeksi yang baik adalah proyeksi yang menghasilkan penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan sekecil mungkin. Manfaat atau kegunaan proyeksi adalah untuk meramalkan atau memperkirakan kejadian atau hal-hal yang mungkin terjadi, sebagai alat perencana yang tujuannya untuk menyediakan jasa sebagai response terhadap penduduk yang telah diproyeksikan dan merubah trend penduduk menuju ke perkembangan demografi sosial dan ekonomi.  
  1. Proyeksi Penduduk 
            Semua perencanaan pembangunan sangat membutuhkan data penduduk tidak saja data penduduk tidak saja pada saat merencanakan pembangunan tetapi juga pada masa-masa mendatang disebut dengan proyeksi penduduk. Jumlah penduduk dapat mempengaruhi kesejahteraan daerah atau negara yang bersangkutan. Perhitungan proyeksi penduduk penulis lakukan dengan memproyeksikan penduduk berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk pada periode 2000-2009. Hal tersebut ditempuh karena informasi mengenai salah satu komposisi kependudukan yaitu migrasi tidak tersedia untuk tingkat kabupaten/kota. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perhitungan proyeksi ini adalah sebagai berikut:
 1. Menghitung tingkat pertumbuhan penduduk Kabupaten Dairi menurut jenis 
     kelamin untuk periode 2000-2009 dengan cara Eksponensial
 2. Memproyeksikan penduduk Kabupaten Dairi menurut jenis kelamin 
     berdasarkan tingkat pertumbuhan 2000-2009 dengan metode Eksponensial.  
g.   Rasio Jenis Kelamin 
Rasio adalah perbandingan dua perangkat, yang dinyatakan dalam satu satuan tertentu. Dalam pengerjaannya, rasio (ratio) adalah perbandingan dikalikan 100. Ukuran rasio ini sangat sering dilakukan.
 Rasio jenis kelamin (Sex Ratio) adalah perbandingan jumlah antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Hal ini biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki- laki per 100 perempuan.













BAB III
PEMBAHASAN

3.1  PERMASLAHAN PENDUDUK
Permasalahan penduduk berdasarkan sifatnya dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu permasalah kuantitaif dan kualitatif.
1.   Masalah Penduduk yang Bersifat Kuantitatif
a.       Jumlah Penduduk Besar Penduduk .
dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan   pembangunan karena menjadi subjek dan objek pembangunan. Manfaat jumlah penduduk yang besar:
1.       Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.
2.       Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.
Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk besar, yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:
1.       Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh.
2.      Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi masalah ini.
b.       Pertumbuhan Penduduk Cepat
Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun. Ini adalah data penduduk Indonesia tahun 1971 – 2010







Provinsi
Penduduk
1971
1980
1990
1995
2000
2010
Aceh
2,008,595
2,611,271
3,416,156
3,847,583
3,930,905
4,494,410
Sumatera Utara
6,621,831
8,360,894
10,256,027
11,114,667
11,649,655
12,982,204
Sumatera Barat
2,793,196
3,406,816
4,000,207
4,323,170
4,248,931
4,846,909
R i a u
1,641,545
2,168,535
3,303,976
3,900,534
4,957,627
5,538,367
J a m b i
1,006,084
1,445,994
2,020,568
2,369,959
2,413,846
3,092,265
Sumatera Selatan
3,440,573
4,629,801
6,313,074
7,207,545
6,899,675
7,450,394
B e n g k u l u
519,316
768,064
1,179,122
1,409,117
1,567,432
1,715,518
L a m p u n g
2,777,008
4,624,785
6,017,573
6,657,759
6,741,439
7,608,405
Kep. Bangka Belitung
-
-
-
-
900,197
1,223,296
Kepulauan Riau
-
-
-
-
-
1,679,163
DKI Jakarta
4,579,303
6,503,449
8,259,266
9,112,652
8,389,443
9,607,787
Jawa Barat
21,623,529
27453525
35,384,352
39,206,787
35,729,537
43,053,732
Jawa Tengah
21,877,136
25372889
28,520,643
29,653,266
31,228,940
32,382,657
DI Yogyakarta
2,489,360
2,750,813
2,913,054
2,916,779
3,122,268
3,457,491
Jawa Timur
25,516,999
29188852
32,503,991
33,844,002
34,783,640
37,476,757
Banten
-
-
-
-
8,098,780
10,632,166
B a l i
2,120,322
2,469,930
2,777,811
2,895,649
3,151,162
3,890,757
Nusa Tenggara Barat
2,203,465
2,724,664
3,369,649
3,645,713
4,009,261
4,500,212
Nusa Tenggara Timur
2,295,287
2,737,166
3,268,644
3,577,472
3,952,279
4,683,827
Kalimantan Barat
2,019,936
2,486,068
3,229,153
3,635,730
4,034,198
4,395,983
Kalimantan Tengah
701,936
954,353
1,396,486
1,627,453
1,857,000
2,212,089
Kalimantan Selatan
1,699,105
2,064,649
2,597,572
2,893,477
2,985,240
3,626,616
Kalimantan Timur
733,797
1,218,016
1,876,663
2,314,183
2,455,120
3,553,143
Sulawesi Utara
1,718,543
2,115,384
2,478,119
2,649,093
2,012,098
2,270,596
Sulawesi Tengah
913,662
1,289,635
1,711,327
1,938,071
2,218,435
2,635,009
Sulawesi Selatan
5,180,576
6,062,212
6,981,646
7,558,368
8,059,627
8,034,776
Sulawesi Tenggara
714120
942,302
1,349,619
1,586,917
1,821,284
2,232,586
Gorontalo
-
-
-
-
835,044
1,040,164
Sulawesi Barat
-
-
-
-
-
1,158,651
M a l u k u
1,089,565
1,411,006
1,857,790
2,086,516
1,205,539
1,533,506
Maluku Utara
-
-
-
-
785,059
1,038,087
Papua Barat
-
-
-
-
-
760,422
Papua
923440
1,173,875
1,648,708
1,942,627
2,220,934
2,833,381
INDONESIA
119,208,229
147,490,298
179,378,946
194,754,808
206,264,595
237,641,326
Penduduk Indonesia menurut Provinsi 1971, 1980, 1990, 1995, 2000 dan 2010
Catatan : Termasuk Penghuni Tidak Tetap (Tuna Wisma, Pelaut, Rumah Perahu, dan Penduduk Ulang-alik/Ngelaju)


Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, 2000 dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995





Dari data di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa rata-rata penduduk bertambah setiap tahun nya di tiap-tiap provinsi. Sumatera Barat saja contohnya, penduduk bertambah tiap tahunnya, tapi penduduk berkurang antara tahun 1995-2000 , ini bisa disebabkan antara tahun ini banyak penduduk yang beremigrasi ke wilayah lain di Indonesia maupun luar Indonesia. Tapi dari keseluruhan data, Indonesia mengalami pertambahan penduduk tiap tahunnya.
2.     Masalah Penduduk yang Bersifat Kualitatif
a.      Tingkat Kesehatan Penduduk yang rendah
                  Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan penduduk adalah dengan melihat:
1)      Angka Kematian
2)      Angka Harapan Hidup

      Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah. Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi  dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan.
b.      Tingkat Pendidikan yang Rendah
                  Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi. Kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur. Keadaan demikian tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban bagi orang lain (keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan  berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakuka oleh pemerintah membawa dampak positif yang  signifikan  terhadap kesejahteraan penduduk.
c.        Tingkat Kemakmuran yang Rendah
Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan cukup besar. Sebanyak 37,5 juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan menurut standard yang ditetapkan PBB. Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya. Banyak negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran penduduknya tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam. Mengapa banyak penduduk Indonesia yang hidup miskin?
2.2.    DAMPAK PERMASALAHAN PENDUDUK TERHADAP PEMBANGUNAN
            Penduduk adalah objek dan subyek pembangunan. Sebagai objek, penduduk adalah sasaran pembangunan. Sebagai subyek, penduduk adalah pelaku pembangunan. Peranan penduduk sebagai subyek menentukan arah dan keberhasilan pembangunan. Potensi dan tantangan pembangunan ditentukan oleh keadaan riil kependudukan dan sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu negara. Bagaimana potensi dan tantangan pembangunan di Indonesia? Kekayaan sumber daya alam yang ada di bumi Indonesia sangat besar. Ini merupakan suatu potensi. Masalahnya adalah  sanggupkah penduduk Indonesia mengeksploitasi dan mengelola sumber daya alam yang melimpah itu?  Fakta menunjukkan bahwa eksploitasi sumber daya alam (penambangan) di Indonesia banyak dilakukan oleh perusahaan asing. Proyek-proyek pembangunan oleh pemerintah juga sering menggunakan bantuan (assistance)  perusahaan asing. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan modal dan teknologi yang dimiliki penduduk Indonesia.
            Penguasaan teknologi dan kepemilikan modal terkait dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) penduduk Indonesia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia penduduk Indonesia ditunjukkan dengan GDP perkapita  yang relatif rendah. Kualitas sumber daya manusia penduduk Indonesia yang rendah merupakan penghambat pembangunan. Secara terperinci faktor kependudukan yang menghambat pembangunan adalah:
a.       Rendahnya kualitas SDM penduduk Indonesia Salah satu indikator kemakmuran suatu negara adalah volume barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduknya. Untuk memproduksi barang dan jasa diperlukan penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan. Penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan terkait dengan kualitas SDM penduduk suatu negara. Jadi kualitas SDM merupakan faktor penentu kemakmuran. Apa yang dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keterampilan dan ilmu pengetahuan?
b.       Pertumbuhan penduduk yang tinggi Penduduk merupakan potensi sekaligus beban pembangunan. Penduduk yang berkualitas (produktif) merupakan potensi/kekuatan pembangunan. Sedangkan penduduk dengan kualitas rendah (non produktif) merupakan beban pembangunan. Pertumbuhan penduduk bagi suatu negara dapat menjadi kekuatan sekaligus beban. Ini tergantung bagaimana kualitas penduduknya. Bagi Indonesia, pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan beban pembangunan. Mengapa? Jumlah penduduk Indonesi saat ini sudah cukup besar. Tetapi kualitas hidupnya (kemakmurannya) masih rendah.  Apabila pertumbuhan penduduk masih tetap tinggi, maka kualitas hidup (kemakmuran) akan semakin menurun.
2.3   UPAYA-UPAYA MENGATASI PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN
Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah:
      1. Jumlah penduduk dan pertumbuhannya diatasi dengan program Keluarga Berencana (KB).
      2. Persebaran dan Kepadatan penduduk diatasi dengan:
a.       Program Transmigrasi.
b.      Pembangunan lebih intensif di Kawasan Indonesia Timur.
3.      Tingkat kesehatan yang rendah diatasi dengan:
a.       Pembangunan fasilitas kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)  dan          Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
b.      Pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin
4.      Tingkat pendidikan yang rendah diatasi dengan:
a.        Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di Indonesia.
b.      Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.
c.       Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga pendidikan milik pemerintah.
d.       Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja.
e.         Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembaga- lembaga pemerintah
5.      Tingkat  pendapatan yang rendah diatasi dengan:
a.        Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembang- nya usaha/investasi, baik PMDN ataupun PMA.
b.       Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja.
c.        Penyederhanaan birokrasi dalam   perizinan usaha. Pembangunan/menyediakan fasilitas umum (jalan, telepon) sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi.












BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat menyimpulkan sebagai :
1.      Permasalahan penduduk berdasarkan sifatnya dapat dikelompokan menjadi 2 :
                   a.     Kuantitatif
                  b.     kualitatif
2.      Penduduk adalah objek dan subyek pembangunan. Sebagai objek, penduduk adalah sasaran pembangunan. Sebagai subyek, penduduk adalah pelaku pembangunan. Peranan penduduk sebagai subyek menentukan arah dan keberhasilan pembangunan
B.     Saran
1.      Pemerintah makin berperan dalam mengatasi permasalahan penduduk yang tejadi di Indonesia
2.      Meningkatkan SDM dengan memberikan pendidikan yang lebih baik
3.      Meningkatkan pengawasan terhadap program yang telah berjalan.






DAFTAR PUSTAKA

Buku dasar – dasar demografi
Internet
2.      http://aiirm59.blogspot.com/2012/07/permasalahan-penduduk-dan-dampaknya.html.
3.      Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, 2000 dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995