DEMOGRAFI
PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN
Di
buat oleh:
Wisma
diama putra
PROGRAM
STUDY GEOGRAFI
JURUSAN
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2011
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
karunaia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Permasalahan penduduk“ dapat diselesaikan. Salam dan Taslim
ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan petunjuk bagi kita
semua agar tetap beraktivitas sebagai seorang hamba yang di ridhoi oleh Allah
SWT.
Disadari
bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan
kritikan yang konstruktif senantiasa diharapkan demi perbaikan.
Akhirnya kepada Allah SWT. penulis
memohon doa restu atas segala jasa-jasa mereka dapat dibalas dengan pahala yang
berlipat ganda. Amin.
Padang, 06 desember 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ..................................................................................... ...... i
DAFTAR
ISI..................................................................................................... ..... ii
BAB
I PENDAHULUAN ............................................................................... ..... 1
A. Latar
Belakang ................................................................................... ..... 1
B. Rumusan
Masalah............................................................................... ..... 2
C. Tujuan.................................................................................................. ..... 2
D. Manfaat
.............................................................................................. ..... 2
BAB
II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... ..... 3
A. Masalah
kependudukan....................................................................... ..... 3
B. Pengertian
........................................................................................... ..... 3
BAB
III PEMBAHASAN ............................................................................... ..... 8
A. Permasalahan
penduduk ..................................................................... ..... 8
B. Dampak
permasalahan penduduk terhadap pembangunan ................ ... 12
C. Upaya
mengatasi pengangguran permasalahan penduduk ................. ... 13
BAB
IV PENUTUP.......................................................................................... ... 20
A. Simpulan
........................................................................................... ... 20
B.
Saran ................................................................................................. ... 20
DAFTAR
PUSTAKA ....................................................................................... ... 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam edisi pertamanya Essay on Population tahun 1798
Malthus mengemukakan dua pokok pendapatnya yaitu :Bahan makanan adalah penting
untuk kehidupan manusia dan Nafsu manusia tak dapat ditahan. Malthus juga
mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan.
Akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang besar antara penduduk dan
kebutuhan hidup. Dalil yang dikemukakan Malthus yaitu bahwa jumlah penduduk
cenderung untuk meningkat secara geometris (deret ukur), sedangkan kebutuhan
hidup riil dapat meningkat secara arismatik (deret hitung). Menurut pendapat
Malthus ada faktor-faktor pencegah yang dapat mengurangi kegoncangan dan
kepincangan terhadap perbandingan antara penduduk dan manusia yaitu dengan
jalan:
Yaitu faktor-faktor
yang dapat menghambat jumlah kelahiran yang lazimnya dinamakan moral restraint.
Termasuk didalamnya antara lain :
1. Penundaan masa perkawinan
2. Mengendalikan hawa nafsu
3. Pantangan kawin
4. Positive checks
Yaitu
faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya kematian, termasuk di dalamnya
antara lain :
1. Bencana Alam
2. Wabah penyakit
3. Kejahatan
4. Peperangan
Ada filosofi yang berkembang di sebagian besar masyarakat Indonesia pada waktu lalu, bahwa banyak anak banyak rezeki?
Menurutmu benarkah tersebut? Masih relevankah dengan perkembangan zaman saat ini? Jika
melihat perkembangan zaman, semakin mendesaknya
kehidupan manusia akan kebutuhan hidup,
namun semakin kecilnya peluang atau kesempatan dalam dunia kerja, rasanya kini filosofi itu lebih tepat menjadi: banyak anak
banyak masalah. Karena
pada kenyataannya, makin besar jumlah penduduk ternyata masih besar
pula permasalahan yang timbul.
Jumlah penduduk di suatu negara selalu mengalami perubahan
yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi atau perpindahan
penduduk. Pertumbuhan penduduk ialah perkembangan jumlah penduduk di suatu
daerah atau negara. Penduduk (population) Indonesia ialah mereka yang
tinggal di Indonesia pada saat dilakukan sensus dalam kurun waktu minimal 6
bulan, atau mereka yang telah terdaftar secara administrasi kependudukan dimana
orang tersebut berdomisili.
Penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami
pertumbuhan sehingga jumlah penduduknya terus mengalami peningkatan.
Pelaksanaan sensus di Indonesia dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Sensus penduduk di Indonesia diadakan sepuluh tahun sekali.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang di
atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Permasalahan
penduduk ?
2. Dampak
permasalahan penduduk tehadap pembangunan ?
3. Bagaimana
upaya mengatasi permasalahan penduduk ?
C.
Tujuan
Masalah
Dari rumusan masalah di
atas maka tujuan masalah yang akan capai adalah :
1. Untuk
mengetahui permasalahan penduduk Indonesia.
2. Untuk
mengetahui dampak dari permasalahan terhadap pembangunan indonesia.
3. Untuk
mencari solusi bagaimana mengatasi permasalahan penduduk di Indonesia.
D.
Manfaat
Setelah mempelajari
makalah ini maka dapat diperoleh beberapa manfaat sebagai berikut :
1. Mencari
solusi bagaimana mengantisipasi terjadinya permasalahan penduduk di Indonesia.
2. Mengetahui
dampak terjadinya permasalahan penduduk yang terjadi pada di Indonesia.
3. Mengambil
tindakan secepat mungkin untuk menghindari penambahan permasalahan penduduk yang
terjadi saat ini.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Masalah Kependudukan
Masalah
kependudukan di Indonesia dikategorikan sebagai suatu masalah nasional yang
besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencakup lima masalah pokok yang
terkait satu sama lainnya, yaitu:
1. Jumlah penduduk yang besar
2. Tingkat pertumbuhan yang tinggi
3. Penyebaran penduduk yang tidak merata
4. Komposisi umur penduduk yang timpang
5. Masalah mobilitas penduduk.
Paket
masalah kependudukkan ini telah menjadi induk dari berbagai masalah lain.
Apabila tidak segera ditanggulangi tidak mustahil akan mendatangkan efek yang
lebih parah lagi dan dapat melumpuhkan pembangunan nasional.
2.2 Pengertian-pengertian
Ada
beberapa pengertian yang secara singkat perlu diketahui untuk mendukung tulisan
ini dan merupakan bahan acuan dalam
mengembangkan aplikasi yang ada.
a.
Penduduk
Penduduk adalah semua orang yang
berdomisili di wilayah Republik Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau
mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan untuk menetap.
b.
Laju
Pertumbuhan Penduduk
Laju
pertumbuhan penduduk adalah perubahan penduduk yang terjadi jika dibandingkan
dengan tahun sebelumnya dan dinyatakan dalam persentase. Jumlah penduduk di suatu
wilayah dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu:
1.
Fertilitas
Fertilitas
disebut juga dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim
seorang perempuan dengan adanya tanda-tanda kehidupan; seperti bernafas, berteriak,
jantung berdenyut dan sebagainya. Apabila pada waktu lahir tidak ada tanda-tanda
kehidupan disebut lahir mati (still birth) yang di dalam demografi tidak
diangap sebagai peristiwa kelahiran. Disamping istilah fertilitas ada juga
istilah fekunditas (fecundity) sebagai petunjuk kepada kemampuan fisiologis dan
biologis seorang perempuan untuk menghasilkan anak lahir hidup. Seorang
perempuan yang secara biologis subur (fecund) tidak selalu melahirkan anak,
misalnya dia mengatur kelahiran dengan abstinensi atau menggunakan alat-alat kontrasepsi.
Kemampuan biologis seorang perempuan untuk melahirkan sangat sulit diukur.
2.
Mortalitas
Mortalitas
atau kematian adalah salah satu dari tiga komponen demografi yang berpengaruh
terhadap struktur dan jumlah penduduk. Tinggi rendahnya tingkat mortalitas penduduk
suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi juga merupakan
barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan masyarakat didaerah tersebut.
Mortalitas adalah peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen
yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Dari definisi ini
terlihat bahwa keadaan mati hanya bisa terjadi kalau sudah terjadi kelahiran
hidup. Dengan demikian keadaan selalu mati selalu didahului oleh keadaan hidup.
Sedangkan hidup selalu dimulai dengan lahir hidup (live birth).
3.
Mobilitas
Mobilitas
penduduk dapat dibedakan antara mobilitas penduduk vertikal dan mobilitas penduduk
horizontal. Mobilitas penduduk vertikal ini sering disebut dengan perubahan status,
dan salah satu contohnya adalah perubahan status pekerjaan. Seseorang yang mula-mula
bekerja dalam sektor pertanian sekarang bekerja dalam sektor pertanian. Mobilitas
penduduk horizontal atau mobilitas penduduk geografis adalah gerak (movement)
penduduk yang melintasi batas wilayah menuju ke wilayah lain dalam periode
tertentu. Mobilitas penduduk dapat pula dibagi menjadi dua, yaitu penduduk
permanen atau migrasi dan mobilitas penduduk non permanen. Jadi, migrasi adalah
perpindahan penduduk yang melintas batas wilayah asal menuju wilayah lain
melampaui
batas
politik/negara ataupun batas administratif atau batas bagian dalam suatu negara
dengan tujuan menetap.
Menurut
Everett S. Lee ada empat faktor yang menyebabkan orang mengambil keputusan untuk
melakukan migrasi yaitu:
- Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal
- Faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan
- Faktor-faktor yang menghambat
- Faktor-faktor pribadi.
c.
Susunan Penduduk
Data
penduduk yang didapatkan dari hasil registrasi, sensus penduduk dan survei
susunannya masih belum teratur sehingga sulit untuk dibaca apalagi
diinterpretasi untuk keperluan maka seluruh data tersebut perlu disederhanakan.
Menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan
disebut menganalisa data. Dalam proses ini seringkali digunakan statistik
adalah menyederhanakan data. Membagi penduduk atas kelompok-kelompok tertentu
atau dapat pula dikatakan atas komposisi penduduk tertentu merupakan salah satu
dari bentuk analisis penduduk. Komposisi penduduk menggambarkan susunan penduduk
yang dibuat berdasarkan pengelompokkan penduduk menurut karakteristik-karakteristik
yang sama. Bermacam - macam komposisi penduduk dapat digolongkan berdasarkan
umur, jenis kelamin, status, perkawinan, tingkat pendidikan, lapangan
pekerjaan, bahasa, agama dan sebagainya.
d.
Komposisi
Penduduk
Komposisi
penduduk dalam arti demografi adalah komposisi penduduk menurut umur dan jenis
kelamin. Kedua variabel ini sangat mempengaruhi pertumbuhan penduduk di masa
yang akan datang. Misalnya dalam suatu negara terdapat penduduk umur tua (50 tahun
keatas) lebih banyak, maka diharapkan negara tersebut mempunyai angka kelahiran
yang rendah. Demikian pula ketidakseimbangan jumlah penduduk laki-laki dan
wanita, bisa mengakibatkan rendahnya fertilitas dan rendahnya angka
pertumbuhan. Ketidakseimbangan itu akan mempengaruhi pula keadaan sosial,
ekonomi dan keluarga. Komposisi penduduk umur tua digambarkan dalam piramida
penduduk yang dapat mencerminkan apakah negara tersebut mempunyai ciri penduduk
tua dan muda. Sedangkan pada penduduk umur muda dapat dipakai sebagai ukuran
perbandingan baban tanggungan yaitu angka yang menyatakan perbandingan antara
banyaknya orang yang tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan 65 tahun keatas)
dengan banyaknya orang yang banyaknya produktif (umur 16-64 tahun).
e.
Kepadatan Penduduk
Kepadatan
penduduk merupakan indikator daripada tekanan penduduk di suatu daerah.Kepadatan
di suatu daerah dibandingkan dengan luas tanah yang ditempati dinyatakan dengan
banyaknya penduduk per kilometer persegi Kepadatan penduduk di suatu wilayah
dapat dibagi menjadi empat bagian:
1.
Kepadatan penduduk kasar (crude Density of Population) atau sering pula
disebut dengan kepadatan penduduk
Aridmatika
2.
Kepadatan penduduk Fisiologis (Physiological Density)
3.
Kepadatan penduduk Agraris (Agricultural Density)
4.
Kepadatan penduduk Ekonomi (Economical Density of Population).
f. Proyeksi
Proyeksi
adalah perhitungan untuk meramalkan atau untuk mengetahui perkembangan di masa
yang akan datang dengan menggunakan beberapa asumsi yang didasarkan atas data
tahun dasar. Kualitas hasil proyeksi sangat ditentukan oleh proses pelaksanaan
penyusunannya. Proyeksi yang baik adalah proyeksi yang menghasilkan penyimpangan
antara hasil ramalan dengan kenyataan sekecil mungkin. Manfaat atau kegunaan
proyeksi adalah untuk meramalkan atau memperkirakan kejadian atau hal-hal yang
mungkin terjadi, sebagai alat perencana yang tujuannya untuk menyediakan jasa
sebagai response terhadap penduduk yang telah diproyeksikan dan merubah trend
penduduk menuju ke perkembangan demografi sosial dan ekonomi.
- Proyeksi Penduduk
Semua
perencanaan pembangunan sangat membutuhkan data penduduk tidak saja data penduduk
tidak saja pada saat merencanakan pembangunan tetapi juga pada masa-masa mendatang
disebut dengan proyeksi penduduk. Jumlah penduduk dapat mempengaruhi kesejahteraan
daerah atau negara yang bersangkutan. Perhitungan proyeksi penduduk penulis
lakukan dengan memproyeksikan penduduk berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk
pada periode 2000-2009. Hal tersebut ditempuh karena informasi mengenai salah
satu komposisi kependudukan yaitu migrasi tidak tersedia untuk tingkat
kabupaten/kota. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perhitungan
proyeksi ini adalah sebagai berikut:
1. Menghitung tingkat pertumbuhan penduduk
Kabupaten Dairi menurut jenis
kelamin untuk periode 2000-2009 dengan
cara Eksponensial
2. Memproyeksikan penduduk Kabupaten Dairi
menurut jenis kelamin
berdasarkan tingkat pertumbuhan 2000-2009
dengan metode Eksponensial.
g.
Rasio Jenis Kelamin
Rasio
adalah perbandingan dua perangkat, yang dinyatakan dalam satu satuan tertentu.
Dalam pengerjaannya, rasio (ratio) adalah perbandingan dikalikan 100. Ukuran
rasio ini sangat sering dilakukan.
Rasio jenis kelamin (Sex Ratio) adalah
perbandingan jumlah antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Hal ini
biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki- laki per 100 perempuan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PERMASLAHAN
PENDUDUK
Permasalahan
penduduk berdasarkan sifatnya dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu permasalah
kuantitaif dan kualitatif.
1. Masalah
Penduduk yang Bersifat Kuantitatif
a. Jumlah Penduduk Besar Penduduk .
dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam
pelaksanaan pembangunan karena menjadi
subjek dan objek pembangunan. Manfaat jumlah penduduk yang besar:
1.
Penyediaan tenaga kerja
dalam masalah sumber daya alam.
2.
Mempertahankan keutuhan
negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.
Selain
manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk
besar, yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang
cukup rumit yaitu:
1.
Pemerintah harus dapat
menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan pemerintah yang
masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih
banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh.
2.
Penyediaan lapangan kerja,
sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas sosial lainnya. Dengan
kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu
pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta
untuk mengatasi masalah ini.
b. Pertumbuhan Penduduk Cepat
Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat,
walaupun ada kecenderungan menurun. Ini adalah data penduduk Indonesia tahun
1971 – 2010
Provinsi
|
Penduduk
|
|||||
1971
|
1980
|
1990
|
1995
|
2000
|
2010
|
|
Aceh
|
2,008,595
|
2,611,271
|
3,416,156
|
3,847,583
|
3,930,905
|
4,494,410
|
Sumatera
Utara
|
6,621,831
|
8,360,894
|
10,256,027
|
11,114,667
|
11,649,655
|
12,982,204
|
Sumatera
Barat
|
2,793,196
|
3,406,816
|
4,000,207
|
4,323,170
|
4,248,931
|
4,846,909
|
R
i a u
|
1,641,545
|
2,168,535
|
3,303,976
|
3,900,534
|
4,957,627
|
5,538,367
|
J
a m b i
|
1,006,084
|
1,445,994
|
2,020,568
|
2,369,959
|
2,413,846
|
3,092,265
|
Sumatera
Selatan
|
3,440,573
|
4,629,801
|
6,313,074
|
7,207,545
|
6,899,675
|
7,450,394
|
B
e n g k u l u
|
519,316
|
768,064
|
1,179,122
|
1,409,117
|
1,567,432
|
1,715,518
|
L
a m p u n g
|
2,777,008
|
4,624,785
|
6,017,573
|
6,657,759
|
6,741,439
|
7,608,405
|
Kep.
Bangka Belitung
|
-
|
-
|
-
|
-
|
900,197
|
1,223,296
|
Kepulauan
Riau
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1,679,163
|
DKI
Jakarta
|
4,579,303
|
6,503,449
|
8,259,266
|
9,112,652
|
8,389,443
|
9,607,787
|
Jawa
Barat
|
21,623,529
|
27453525
|
35,384,352
|
39,206,787
|
35,729,537
|
43,053,732
|
Jawa
Tengah
|
21,877,136
|
25372889
|
28,520,643
|
29,653,266
|
31,228,940
|
32,382,657
|
DI
Yogyakarta
|
2,489,360
|
2,750,813
|
2,913,054
|
2,916,779
|
3,122,268
|
3,457,491
|
Jawa
Timur
|
25,516,999
|
29188852
|
32,503,991
|
33,844,002
|
34,783,640
|
37,476,757
|
Banten
|
-
|
-
|
-
|
-
|
8,098,780
|
10,632,166
|
B
a l i
|
2,120,322
|
2,469,930
|
2,777,811
|
2,895,649
|
3,151,162
|
3,890,757
|
Nusa
Tenggara Barat
|
2,203,465
|
2,724,664
|
3,369,649
|
3,645,713
|
4,009,261
|
4,500,212
|
Nusa
Tenggara Timur
|
2,295,287
|
2,737,166
|
3,268,644
|
3,577,472
|
3,952,279
|
4,683,827
|
Kalimantan
Barat
|
2,019,936
|
2,486,068
|
3,229,153
|
3,635,730
|
4,034,198
|
4,395,983
|
Kalimantan
Tengah
|
701,936
|
954,353
|
1,396,486
|
1,627,453
|
1,857,000
|
2,212,089
|
Kalimantan
Selatan
|
1,699,105
|
2,064,649
|
2,597,572
|
2,893,477
|
2,985,240
|
3,626,616
|
Kalimantan
Timur
|
733,797
|
1,218,016
|
1,876,663
|
2,314,183
|
2,455,120
|
3,553,143
|
Sulawesi
Utara
|
1,718,543
|
2,115,384
|
2,478,119
|
2,649,093
|
2,012,098
|
2,270,596
|
Sulawesi
Tengah
|
913,662
|
1,289,635
|
1,711,327
|
1,938,071
|
2,218,435
|
2,635,009
|
Sulawesi
Selatan
|
5,180,576
|
6,062,212
|
6,981,646
|
7,558,368
|
8,059,627
|
8,034,776
|
Sulawesi
Tenggara
|
714120
|
942,302
|
1,349,619
|
1,586,917
|
1,821,284
|
2,232,586
|
Gorontalo
|
-
|
-
|
-
|
-
|
835,044
|
1,040,164
|
Sulawesi
Barat
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1,158,651
|
M
a l u k u
|
1,089,565
|
1,411,006
|
1,857,790
|
2,086,516
|
1,205,539
|
1,533,506
|
Maluku
Utara
|
-
|
-
|
-
|
-
|
785,059
|
1,038,087
|
Papua
Barat
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
760,422
|
Papua
|
923440
|
1,173,875
|
1,648,708
|
1,942,627
|
2,220,934
|
2,833,381
|
INDONESIA
|
119,208,229
|
147,490,298
|
179,378,946
|
194,754,808
|
206,264,595
|
237,641,326
|
Penduduk
Indonesia menurut Provinsi 1971, 1980, 1990, 1995, 2000 dan 2010
Catatan
: Termasuk Penghuni Tidak Tetap (Tuna Wisma, Pelaut, Rumah Perahu, dan
Penduduk Ulang-alik/Ngelaju)
|
||||||
Sumber
: Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, 2000 dan Survei Penduduk Antar Sensus
(SUPAS) 1995
|
||||||
|
|
|
Dari
data di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa rata-rata penduduk bertambah
setiap tahun nya di tiap-tiap provinsi. Sumatera Barat saja contohnya, penduduk
bertambah tiap tahunnya, tapi penduduk berkurang antara tahun 1995-2000 , ini
bisa disebabkan antara tahun ini banyak penduduk yang beremigrasi ke wilayah
lain di Indonesia maupun luar Indonesia. Tapi dari keseluruhan data, Indonesia
mengalami pertambahan penduduk tiap tahunnya.
2. Masalah Penduduk yang Bersifat
Kualitatif
a.
Tingkat Kesehatan Penduduk yang rendah
Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas
kesehatan penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Indikator untuk melihat
kualitas kesehatan penduduk adalah dengan melihat:
1)
Angka Kematian
2)
Angka Harapan Hidup
Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah. Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan.
b.
Tingkat Pendidikan yang Rendah
Tingkat pendidikan bukanlah
satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara.
Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat
pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi. Kenyataan yang
terjadi di Indonesia adalah banyak orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi
menganggur. Keadaan demikian tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur
menjadi beban bagi orang lain (keluarganya). Tingkat pendidikan
diharapkan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan. Sehingga
pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakuka oleh pemerintah membawa
dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan penduduk.
c.
Tingkat Kemakmuran yang Rendah
Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah
penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan cukup besar. Sebanyak
37,5 juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan menurut standard
yang ditetapkan PBB. Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM. Semakin
tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya. Banyak
negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran penduduknya
tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam. Mengapa
banyak penduduk Indonesia yang hidup miskin?
2.2.
DAMPAK PERMASALAHAN PENDUDUK TERHADAP PEMBANGUNAN
Penduduk adalah objek dan subyek pembangunan. Sebagai objek, penduduk adalah sasaran pembangunan. Sebagai subyek, penduduk adalah pelaku pembangunan. Peranan penduduk sebagai subyek menentukan arah dan keberhasilan pembangunan. Potensi dan tantangan pembangunan ditentukan oleh keadaan riil kependudukan dan sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu negara. Bagaimana potensi dan tantangan pembangunan di Indonesia? Kekayaan sumber daya alam yang ada di bumi Indonesia sangat besar. Ini merupakan suatu potensi. Masalahnya adalah sanggupkah penduduk Indonesia mengeksploitasi dan mengelola sumber daya alam yang melimpah itu? Fakta menunjukkan bahwa eksploitasi sumber daya alam (penambangan) di Indonesia banyak dilakukan oleh perusahaan asing. Proyek-proyek pembangunan oleh pemerintah juga sering menggunakan bantuan (assistance) perusahaan asing. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan modal dan teknologi yang dimiliki penduduk Indonesia.
Penduduk adalah objek dan subyek pembangunan. Sebagai objek, penduduk adalah sasaran pembangunan. Sebagai subyek, penduduk adalah pelaku pembangunan. Peranan penduduk sebagai subyek menentukan arah dan keberhasilan pembangunan. Potensi dan tantangan pembangunan ditentukan oleh keadaan riil kependudukan dan sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu negara. Bagaimana potensi dan tantangan pembangunan di Indonesia? Kekayaan sumber daya alam yang ada di bumi Indonesia sangat besar. Ini merupakan suatu potensi. Masalahnya adalah sanggupkah penduduk Indonesia mengeksploitasi dan mengelola sumber daya alam yang melimpah itu? Fakta menunjukkan bahwa eksploitasi sumber daya alam (penambangan) di Indonesia banyak dilakukan oleh perusahaan asing. Proyek-proyek pembangunan oleh pemerintah juga sering menggunakan bantuan (assistance) perusahaan asing. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan modal dan teknologi yang dimiliki penduduk Indonesia.
Penguasaan
teknologi dan kepemilikan modal terkait dengan kualitas sumber daya manusia
(SDM) penduduk Indonesia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia penduduk Indonesia
ditunjukkan dengan GDP perkapita yang relatif rendah. Kualitas sumber
daya manusia penduduk Indonesia yang rendah merupakan penghambat pembangunan.
Secara terperinci faktor kependudukan yang menghambat pembangunan adalah:
a.
Rendahnya kualitas SDM
penduduk Indonesia Salah satu indikator
kemakmuran suatu negara adalah volume barang dan jasa yang dihasilkan oleh
penduduknya. Untuk memproduksi barang dan jasa diperlukan penguasaan teknologi
dan ilmu pengetahuan. Penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan terkait dengan
kualitas SDM penduduk suatu negara. Jadi kualitas SDM merupakan faktor penentu
kemakmuran. Apa yang dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki
keterampilan dan ilmu pengetahuan?
b.
Pertumbuhan
penduduk yang tinggi Penduduk merupakan
potensi sekaligus beban pembangunan. Penduduk yang berkualitas (produktif)
merupakan potensi/kekuatan pembangunan. Sedangkan penduduk dengan kualitas
rendah (non produktif) merupakan beban pembangunan. Pertumbuhan penduduk bagi
suatu negara dapat menjadi kekuatan sekaligus beban. Ini tergantung bagaimana
kualitas penduduknya. Bagi Indonesia, pertumbuhan penduduk yang tinggi
merupakan beban pembangunan. Mengapa? Jumlah penduduk Indonesi saat ini sudah
cukup besar. Tetapi kualitas hidupnya (kemakmurannya) masih rendah.
Apabila pertumbuhan penduduk masih tetap tinggi, maka kualitas hidup
(kemakmuran) akan semakin menurun.
2.3 UPAYA-UPAYA MENGATASI
PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN
Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut adalah:
1. Jumlah penduduk dan pertumbuhannya diatasi dengan program Keluarga Berencana (KB).
2. Persebaran dan Kepadatan penduduk diatasi dengan:
1. Jumlah penduduk dan pertumbuhannya diatasi dengan program Keluarga Berencana (KB).
2. Persebaran dan Kepadatan penduduk diatasi dengan:
a.
Program Transmigrasi.
b.
Pembangunan lebih intensif
di Kawasan Indonesia Timur.
3.
Tingkat kesehatan yang
rendah diatasi dengan:
a.
Pembangunan fasilitas
kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
b.
Pelayanan kesehatan gratis
bagi penduduk miskin
4.
Tingkat pendidikan
yang rendah diatasi dengan:
a.
Penyediaan
fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di
Indonesia.
b.
Penciptaan kurikulum
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.
c.
Peningkatan kualitas
tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga pendidikan milik pemerintah.
d.
Penyediaan
program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja.
e.
Mempelopori riset dan penemuan baru
dalam bidang IPTEK di lembaga- lembaga pemerintah
5.
Tingkat
pendapatan yang rendah diatasi dengan:
a.
Penciptaan perangkat
hukum yang menjamin tumbuh dan berkembang- nya usaha/investasi, baik PMDN
ataupun PMA.
b.
Optimalisasi peranan
BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga dapat lebih banyak menyerap tenaga
kerja.
c.
Penyederhanaan
birokrasi dalam perizinan usaha. Pembangunan/menyediakan fasilitas
umum (jalan, telepon) sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat
menyimpulkan sebagai :
1.
Permasalahan penduduk berdasarkan
sifatnya dapat dikelompokan menjadi 2 :
a. Kuantitatif
b. kualitatif
2. Penduduk adalah objek dan subyek pembangunan. Sebagai objek,
penduduk adalah sasaran pembangunan. Sebagai subyek, penduduk adalah pelaku
pembangunan. Peranan penduduk sebagai subyek menentukan arah dan keberhasilan
pembangunan
B.
Saran
1.
Pemerintah makin berperan
dalam mengatasi permasalahan penduduk yang tejadi di Indonesia
2.
Meningkatkan SDM dengan
memberikan pendidikan yang lebih baik
3.
Meningkatkan pengawasan
terhadap program yang telah berjalan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
dasar – dasar demografi
Internet
2.
http://aiirm59.blogspot.com/2012/07/permasalahan-penduduk-dan-dampaknya.html.
3. Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990,
2000 dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995