Senin, 26 November 2012

                                         PEMBANGUNAN SEKTORAL
                                        
                                                                                     OLEH;WISMA DIAMA PUTRA

Pengertian Sektor
• Kumpulan dari kegiatan-kegiatan atau
program yang mempunyai persamaan
atau ciri serta tujuannya (Kunarjo, 2002)
• Komponen-komponen dalam struktur
perekonomian
3/1/2008
2
Premis Perencanaan/
Pembangunan Sektoral
• Perumusaan keadaan pembangunan sektoral
yang dapat memberikan gambaran mengenai
eksistensi dan peranan sektor pembangunan
tertentu menjadi leading sektor bagi
pembangunan sektor lainnya dan sektor yang
menjadi skala prioritas
• Memproyeksikan sasaran pembangunan sektor
dalam rencana sasaran pendapatan nasional
yang sudah ditentukan
Kelebihan Pembangunan Sektoral
1. Lebih mudah dilakukan, karena:
• Berkaitan dengan tanggung jawab badan/instansi
pemerintah
• Melalui struktur hirarki normal
2. Peluang investasi lebih besar, karena:
• Tanggung jawab persiapan implementasi rencana
dilakukan instansi yang sama
• Model-model ekonomi berdasarkan sektor cukup banyak
• Sarana untuk mendorong penggunaan sumberdaya
yang efektif
• Tidak menyebabkan terganggunya stabilitas sosial dan
keamanan suatu bangsa
3/1/2008
3
Kelemahan PS
• Inefisiensi penggunaan sumberdaya antar
instansi
• Menghalangi (discourages) dan
mempersulit perencanaan proyek dan
program yg melibatkan lebih dari satu
intansi/sektor
• Adanya konflik dan duplikasi
program/proyek
Syarat Penentuan Skala Prioritas
dalam PS
• Didasarkan pada hasil pembangunan sektoral
sebelumnya dan menjadi titik tolak program
berikutnya
• Didasarkan pada kenyataan obyektif daerah
seperti kebutuhan, potensi, keterbatasan,
kemampuan, kemudahan, dan karakteristik
daerah
• Dapat dirumuskan secara kuantitatif dan nyata,
sehingga mudah diukur namun tetap sederhana
dan jelas
3/1/2008
4
Masalah Organisasi dan Metode
dalam PS
Kualitas perencanaan seringkali tidak
diperhatikan, karena:
• Lebih banyak memperhatikan aspek
administrasi rutin dan aspek tak terduga,
sehingga perencanaan dibuat secara tidak
sistematis, terutama untuk rencana jangka
menengah dan panjang
• Menggunakan metode tertentu yang tidak
sejalan dengan unit lain, sehingga rencana
dianggap tidak realistik
Konsekuensi Masalah Organisasi
dan Metode dalam PS
• Perencanaan cenderung “short-sighted” and
unambitious” yang didasarkan atas perkiraan
pengalaman administarsi sebelumnya, bukan
atas hasil pengumpulan dan analisis data. Over
ambitious juga tidak dierima oleh pelaksana
• Ada kecendurungan pemecahan masalah hanya
dapat dilakukan dengan cara yang sudah biasa
dilakukan (existing way)
• Perkiraan biaya tahunan didasarkan atas
perkiraan penerimaan dana tahun lalu, bukan
berdasarkan optimalisasi biaya untuk mencapai
tujuan tertentu
3/1/2008
5
Cara Mengatasi Masalah dalam PS
• Diperlukan kordinasi antar instansi, agar
perencanaan yang dibuat dapat sejalan dengan
perencanaan sektor/intansi lainnya
• Dibutuhkan badan kordinasi: Bappenas di
tingkat nasional dan pembentukan are based
planning (Mis, KTI)
• Perlu dibentuk suatu unit perencana khusus
dengan full time qualified planners di dalam
badan atau intansi.
PS Pokok dan Derivasinya
• PP sektor Infrastruktur
• PP sektor Pendidikan
• PP sektor industri
• PP sektor Pertanian
3/1/2008
6
Pembangunan Sektoral
Infrastruktur
• Merupakan kebutuhan publik (public
goods)
• Pemerintan merupakan pihak yang
dominan dalam penyediaan, namun
karena keterbatasan, swasta diharapkan
berperan
Pentingnya Pembangunan
Infrastruktur
• Sumber pertumbuhan ekonomi (Hub antara IS
dan Peningkatan GDP)
• Persaingan infrastruktur, kualitas seperti
telekomuniasi, air, energi untuk kepentingan
perekonomian
• Quality of life, ketidakmerataan IS akan
menyebabkan IPM dan pertumbuhan GDP yang
rendah
• Sharing risk and responsilibity antar daerah
(Hickman, 1995), sehingga diperlukan
kerjasama daerah yang menghasilkan positif
eksternalitas
3/1/2008
7
Tiga Hal IS menjadi penting
• Pencapaian skala ekonomi , sehingga
efisiensi dapat dicapai
• Memberikan positif eksternalitas pada
daerah sekitarnya
• Merupakan merit good yang melayani
penduduk dalam skala besar. Misl. Setiap
daerah memiliki pembangkit tenaga listrik,
tidak efisien
Kerjasama antar Daerah dalam IS
• Kerjasama dalam perencanaan, disain, hingga
implementasi dengan memelihara sumberdaya
alam dan lingkungan (Kepmendagri No.6/1975
dan 27/1982)
• Kontrak services, dilakukan oleh satu pemerinah
lokal dengan elemen kerja adalah deskripsi
kerja, konpensasi, kinerja pelayanan, asuransi,
prosedur, resolusi konflik, serta pebaharuan
kotrak
• Kerjasama dalam penyediaan infrastruktur
3/1/2008
8
Hal-hal yang diperhatikan dalam
Kerjasama
• Motivasi kerjasama dan komitment
• Dibuat dalam legal form
• Melibatkan semua stakeholder dalam kontrak
• Pengaturan dilakukan secara bersama
(accoutable dan transparan)
• Dapat dilanjutkan dalam format regional,
Regional development approach misalnya TPA,
atau Regional cooperation approach untuk
kebutuhan satu daerah.
Kerjasa Pemerintah-Swasta dalam
Perencanaan IS
Kepres no. 7 tahun1998, intinya
• IS penting untuk pembangunan daerah dan
nasional
• Kemampuan pemerintah terbatas
• Misalnya: transmisi dan perindustrian tenaga
listrik, distribusi gas alam, pengelolaan dan
pengangkutan gas bumi
• Pengelolaan air dan limbah
• Sarana pengangkutan barang dan penumpang
• Jalan, jembatan, dermaga, bandara
3/1/2008
9
Pentingnya Pembangunan Sektor
Pendidikan
• Meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pengelolaan pendidikan
• Diperlukan untuk menjawab tantangan
dan kebutuhan masyarakat sebagai
dampak dari perkembangan kemajuan
IPTEKS, sementara sumberdaya
pendidikan terbatas
Strategi yang diperlukan (Coombs,
1970)
• Perencanaan sistem pendidikan harus melihat
jauh ke depan
• Bersifat menyeluruh dan terpadu
• Merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional di bidang ekonomi dan sosial
• Menekankan peningkatan kualitas pendidikan
• Bagian yang tak terpisahkan dalam proses
manajemen dan sistem pendidikan
3/1/2008
10
Kriteria Perencanaan
Pembangunan Sektor Pendidikan
• Tidak bertentangan dengan kaidah dan keyakinan
agama yang diakui suatu bangsa
• Tidak bertentangan dengan idiologi negara
• Harus didukung oleh kemampuan dan pertumbuhan
ekonomi dan kemampuan finansial suatu bangsa
• Harus dapat diterima oleh semua lapisan masyarakat
• Mencerminkan sistem nilai yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat
• Tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku
• Dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif
Perencanaan Sektor Industri dan
Pertanian
• Dimensi globalisasi
• Teknorat VS Ekonom
• Pro efisiensi atau Pro nasionalisme
3/1/2008
11
Permasalah dan Tantangan dalam
Pembangunan Pertanian
• Pergeseran struktur ekonomi dan TK
• Penyusutan lahan pertanian produktif
• Penurunan nilai tukar komoditas pertanian
• Rendahnya SDM dan penerapan teknologi
pertanian
• Iklim usaha yang belum kondusif
• Tuntutan pasar global tentang kualitas dan
variasi produk
Perencanaan Pembangunan
Daerah
• Pembangunan daerah merupakan bagian
dari pembangunan nasional
• Perencanaan nasional belum tentu baik
untuk daerah
• Dibedakan apa yang seharusnya
dilakukan dan yang dapat dilakukan
• Menata kelembagaan (administasi, proses
pengambilan keputusan, otoritas)
3/1/2008
12
Sumberdaya Perencanaan
Pembangunan Daerah
• Lingkungan fisik (teori lokasi)
• LIngkungan Regulasi
• Pendekatan Perencanaan (Top-Down-
Butto Up)

                         INDIKATOR PEMBANGUNAN
                              oleh :wisma diama putra

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, indikator berarti sesuatu yang dapat memberikan (menjadi) petunjuk atau keterangan. Sedangkan pembangunan dapat diartikan sebagai proses, perbuatan, cara membangun.
Kata “pembangunan” secara luas dapat diartikan sebagai berikut:
• Tindakan berkembang.
• The state of being developed. Keadaan sedang dikembangkan.
• A significant event, occurrence, or change. Sebuah peristiwa penting, kejadian, atau perubahan.
• A group of dwellings built by the same contractor. Sekelompok tempat tinggal yang dibangun oleh kontraktor yang sama.
• Determination of the best techniques for applying a new device or process to production of goods or services. Penentuan teknik terbaik untuk menerapkan perangkat baru atau proses produksi barang atau jasa.
• The organized activity of soliciting donations or grants; fundraising. Aktivitas yang terorganisir untuk meminta sumbangan atau hibah; penggalangan dana.
Dilihat dari segi etimologi, konsep pembangunan meliputi anatomik (bentuk), fisiologi (kehidupan), behavioral (perilaku). (Ndraha, 1987 : 1)
Pengertian pembangunan sebagai suatu proses, akan terkait dengan mekanisme sistem atau kinerja suatu sistem.
A. Perlunya Indikator Pembangunan
Paradigma tradisional mengenai pembangunan cenderung mengidentikkan pembangunan dengan pertumbuhan ekonomi. Salah satu definisi pembangunan ekonomi yang paling banyak diterima adalah:
“Suatu proses dimana pendapatan per kapita suatu negara meningkat selama kurun waktu yang panjang, dengan catatan bahwa jumlah penduduk yang hidup di bawah ‘garis kemiskinan absolut’ tidak meningkat dan distribusi pendapatan tidak semakin timpang (Meier, 1995: 7)”
Yang dimaksud dengan proses adalah berlangsungnya kekuatan-kekuatan tertentu yang saling berkaitan dan mempengaruhi. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi lebih dari sekedar pertumbuhan ekonomi. Proses pembangunan menghendaki adanya pertumbuhan ekonomi yang diikuti dengan perubahan (growth plus change) dalam: Pertama, perubahan struktur ekonomi, dari pertanian ke industri atau jasa. Kedua, perubahan kelembagaan, baik lewat regulasi maupun reformasi kelembagaan itu sendiri.

Indikator-Indikator Pembangunan
Indikator-indikator keberhasilan pembangunan ada beberapa macam. Secara lebih jelas, Lincolin Arsyad menjabarkan (dalam “Ekonomi Pembangunan” halaman 25), bahwa indikator keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari indikator moneter dan indikator non-moneter. Secara garis besar indikator keberhasilan pembangunan tersebut terbagi dua yaitu indikator moneter dan indikator non-moneter. Yang termasuk kedalam indikator moneter antara lain pendapatan per kapita dan indikator kesejahteraan ekonomi bersih. Sedangkan yang termasuk indikator non-moneter antara lain indikator sosial, indeks kualitas hidup dan indeks pembangunan manusia, dan indikator campuran.
Sedangkan Todaro berpendapat, indikator-indikator kunci pembangunan secara garis besar pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi: (1) indikator ekonomi; (2) indikator sosial. Yang termasuk sebagai indikator ekonomi adalah: GNP (GNI)' per kapita, laju pertumbuhan ekonomi, GDP per kapita dengan Purchasing Power Parity. Yang termasuk indikator sosial adalah HDI (Human Development Index) dan PQLI (Physical Quality Life Index) atau Indeks Mutu Hidup.
B. Indikator Ekonomi
Salah satu indikator ekonomi utama yang digunakan untuk menilai kinerja pembangunan adalah GDP perkapita. GDP perkapita adalah perbandingan antara GDP dengan jumlah populasi penduduk. Dalam penghitungannya digunakan metode Purchasing Power Parity (PPP) riil sebagai alat pengkonversi (dalam dolar AS), karena jika digunakan kurs nominal akan menyebabkan kesalahan dalam melakukan perbandingan kinerja pembangunan antar negara. GDP PPP riil diperoleh dari GDP yang dikonversikan dalam mata uang dolar AS menggunakan metode PPP, sehingga GDP tersebut mempunyai daya beli yang sama dengan dolar di Amerika Serikat. GDP perkapita dengan metode PPP umumnya lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan GDP perkapita dengan kurs nominal.
Melalui indikator GDP perkapita ini Bank Dunia (2003) mengklasifikasikan negara menjadi tiga golongan, yaitu :
1. Negara berpenghasilan rendah (low-income economies)
Negara-negara ini memiliki GDP perkapita Kurang atau sama dengan US$ 745 pada tahun 2001.
2. Negara berpenghasilan menengah (middle-income economies)
Kelompok Negara ini memiliki GDP perkapita lebih dari US$ 745 namun kurang dari US$ 8.626 pada tahun 2001. kelompok Negara ini dibagi menjadi :
1) Negara berpenghasilan menengah papan bawah (lower-middle-income economies)dengan GDP perkapita antara US$ 746 sampai US$2.975.
2) Negara berpenghasilan menengah papan atas (upper-middle-income economies) dengan GDP perkapita antara US$2.976 sampai US$ 9.025.
3. Negara berpenghasilan tinggi (high- income economies)
Negara di dalam kelompok ini mempunyai GDP perkapita sebesar US$ 9.206 atau lebih pada tahun 2001.
Dalam metode Purchasing Power Parity dikenal dua versi yaitu versi absolut dan versi relatif (Kuncoro, 2001: bab 10).Versi absolut menjelaskan bahwa kurs spot ditentukan oleh harga relative dari sejumlah barang yang sama (ditunjukkan oleh indeks harga).Sedangkan, versi relatif mengatakan bahwa persentase perubahan kurs nominal akan sama dengan perbedaan inflasi di antara kedua negara.


2. GNP (GNI)' per kapita (Publikasi Bank Dunia edisi yang baru menggunakan istilah GNI dan bukan GDP)
Untuk tujuan operasional dan analitikal, kriteria utama Bank Dunia dalam mengklasifikasikan kinerja perekonomian suatu negara adalah GNI (Gross National Income, atau Produk Nasional Bruto) per kapita. GNI perkapita adalah pendapatan nasional bruto dibagi jumlah populasi penduduk. Karena berubahnya GNI per kapita, klasifikasi negara berdasarkan kelompok pendapatannya dapat saja berubah pada setiap edisi publikasi Bank Dunia, terutama dalam World Development Report yang terbit setiap tahun. Bank Dunia (2007) mengklasifikasikan negara berdasarkan tingkatan GNI per kapitanya sebagai berikut:
• Negara berpenghasilan rendah (low-income economies) adalah kelompok negara-negara dengan GNI per kapita kurang atau sama dengan US$ 745 pada tahun 2001.
Negara berpenghasilan menengah (middle-income economies) adalah kelompok negara-negara dengan GNI per kapita lebih dari US$ 745 namun kurang dari US$ 8.626 pada tahun 2001. Dalam kelompok negara berpenghasilan menengah dapat dibagi menjadi: (1) negara berpenghasilan menengah papan bawah (lower-middle-income economies) dengan GNI per kapita antara US$ 746 hingga US$ 2.975; (2) negara berpenghasilan menengah papan atas (upper-middle-income economies) dengan GNI per kapita antara US$ 2.976 hingga US$ 9.205.
Negara berpenghasilan tinggi (high-income economies) adalah kelompok negara-negara dengan GNI per kapita US$ 9.206 atau lebih pada tahun 2001.
Dunia (World) meliputi semua negara di dunia, termasuk negara-negara yang datanya Iangka dan dengan penduduk Iebih dari 30.000 jiwa.
Negara berpenghasilan rendah dan menengah kadang disebut negara sedang berkembang (developing countries). Jelas ini sekedar untuk memudahkan klasifikasi, dan tidak ada maksud untuk menggeneralisasi bahwa semua negara dalam kelompok ini mengalami tahapan pembangunan yang sama. Klasifikasi menurut penghasilan tidak selalu mencerminkan status pembangunan (IBRD, 1993). Namun pada umumnya, negara sedang berkembang (NSB) memiliki karakteristik yang relatif sama, yaitu: (1) tingkat kehidupannya rendah, dengan ciri penghasilan rendah, ketimpangan distribusi pendapatan tinggi, rendahnya tingkat kesehatan dan pendidikan; (2) tingkat produktivitasnya rendah; (3) pertumbuhan penduduk dan beban ketergantungannya tinggi; (4) tingkat pengangguran dan setengah menganggurnya tinggi dan cenderung meningkat; (5) ketergantungan terhadap produksi pertanian dan ekspor produk primer demikian signifikan; (6) dominan, tergantung, dan rentan dalam hubungan internasional (Todaro, 1994: 38-54).

C. Indikator Sosial
Beckerman membedakan berbagai penelitian tentang cara-cara untuk membandingkan tingkat kesejahteraan ke dalam tiga kelompok. Kelompok pertama, merupakan usaha membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat di dua atau beberapa negara dengan memperbaiki cara-cara yang dilaksanakan dalam perhitungan pendapatan nasional biasa. Usaha ini dipelopori oleh Colin Clark dan selanjutnya disempurnakan oleh Gilbert dan Kravis.
Kelompok kedua adalah usaha untuk membuat penyesuaian dalam pendapatan masyarakat yang dibandingkan dengan mempertimbangkan perbedaan tingkat harga di setiap negara. Dan kelompok ketiga adalah usaha untuk membuat perbandingan tingkat kesejahteraan dari setiap negara berdasarkan pada data yang tidak bersifat moneter (non-monetary indicators) seperti jumlah kendaraan bermotor, konsumsi minyak, jumlah penduduk yang bersekolah, dan sebagainya. Usaha ini dipelopori oleh Bennet.
Menurut Beckerman, dari berbagai cara di atas, cara yang dilakukan oleh Gilbert dan Kravis adalah cara yang paling sempurna. Cara ini merupakan usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dan pembangunan di beberapa negara dengan memperbaiki metoda pembandingan dengan menggunakan data pendapatan nasional dari masing-masing negara.
Untuk memperbaiki kelemahan tersebut, mereka menghitung kembali pendapatan nasional negara-negara Eropa berdasarkan kepada harga-harga di Amerika Serikat. Dengan pendekatan ini maka, pada hakekatnya produksi nasional Amerika Serikat dan negara-negara Eropa sekarang dinilai menurut harga-harga yang sama. Hasilnya menunjukkan bahwa seperti yang telah dijelaskan di awal, perbedaan pendapatan per kapita penduduk Amerika Serikat dan Eropa tidaklah sebesar seperti yang ditunjukkan oleh perbedaan tingkat pendapatan per kapita mereka yang dihitung menurut cara yang biasa dilakukan.
Namun demikian, cara yang baru ini memerlukan data yang lengkap untuk memungkinkan dilakukannya perhitungan kembali pendapatan nasional yang dinilai berdasarkan pada tingkat harga-harga di negara lain. Data yang diperlukan tersebut sayangnya tidak tersedia di NSB. Oleh karena itu, Beckerman mengemukakan cara lain dalam membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat di tiap-tiap negara. Cara ini dinamakan Indikator Non-Moneter Yang Disederhanakan (Modified Non-Monetary Indicators).
Dengan cara tersebut, indeks tingkat kesejahteraan dari setiap negara ditentukan berdasarkan kepada tingkat konsumsi atau jumlah persediaan beberapa jenis barang tertentu yang datanya dapat dengan mudah diperoleh di NSB. Data tersebut adalah:
1. Jumlah konsumsi baja dalam satu tahun (kg).
2. Jumlah konsumsi semen dalam satu tahun dikalikan 10 (ton).
3. Jumlah surat dalam negeri dalam satu tahun.
4. Jumlah persediaan pesawat radio dikalikan 10.
5. Jumlah persediaan telepon dikalikan 10.
6. Jumlah persediaan berbagai jenis kendaraan.
7. Jumlah konsumsi daging dalam satu tahun (kg).
Usaha lain dalam menentukan dan membandingkan tingkat kesejahteraan antar negara telah dilakukan pula oleh United Nations Research Institute for Social Development (UNRISD), yang berpusat di Jenewa pada tahun 1970. Dalam penelitian tersebut yang dilakukan adalah menciptakan indeks taraf pembangunan dari negara-negara maju dan NSB berdasarkan kepada sifat dari 18 jenis data berikut di tiap-tiap negara:
1. Tingkat harapan hidup (life expectancy).
2. Konsumsi protein hewani per kapita.
3. Persentase anak-anak yang belajar di sekolah dasar dan menengah.
4. Persentase anak-anak yang belajar di sekolah kejuruan.
5. Jumlah surat kabar.
6. Jumlah telepon.
7. Jumlah radio.
8. Jumlah penduduk di kota-kota yang mempunyai 20.000 penduduk atau lebih.
9. Persentase laki-laki dewasa di sektor pertanian.
10. Persentase tenaga kerja (dari keseluruhan tenaga kerja yang mempunyai pekerjaan) yang bekerja di sektor listrik, gas, air kesehatan, pengangkutan, pergudangan, dan komunikasi.
11. Persentase tenaga kerja (dari keseluruhan tenga kerja yang mempunyai pekerjaan) yang memperoleh gaji.
12. Persentase Produk Domestik Bruto (PDB) yang berasal dari industri-industri pengolahan (manufacturing).
13. Konsumsi energi per kapita.
14. Konsumsi listrik per kapita.
15. Konsumsi baja per kapita.
16. Nilai per kapita perdagangan luar negeri.
17. Produk pertanian rata-rata dari pekerja laki-laki di sektor pertanian.
18. Pendapatan per kapita Produk Nasional Bruto (PNB).
Jika indeks pembangunan yang diusulkan UNRISD tersebut digunakan sebagai indikator kesejahteraan atau pembangunan maka perbedaan tingkat pembangunan antara negara-negara maju dan NSB tidaklah terlampau besar seperti yang digambarkan oleh tingkat pendapatan per kapita mereka masing-masing.

D. Keterkaitan Antar Indikator
Bagaimanakah keterkaitan antara ketiga sasaran pembangunan tersebut Beberapa studi dan kajian menunjukkan beragamnya arah keterkaitan antara ketiga sasaran fundamental tersebut. Hal tersebut menunjukkan keterkaitan antara pembangunan manusia, pertumbuhan ekonomi, dan demokrasi. Pembangun manusia berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi baik secara langsu maupun tidak langsung melalui demokrasi. Pengaruh Iangsung pembangunan manusia terhadap pertumbuhan (hubungan 1) dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Bank Dunia (1993) dan Bank Pembangunan Asia (ADB, 1997)

Kamis, 01 November 2012

Cabang Ilmu Geografi- Geografi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang lokasi, persamaan dan perbedaan keruangan pada fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Geo” yang berarti bumi dan “Graphein” yang berarti menjelaskan. Geografi tidak hanya menjawab apa dan bagaimana fenomena fisik di muka bumi akan tetapi juga menjelaskan mengapa ada di tempat itu dan tidak di tempat lain. Cakupan geografi tidak hanya hal-hal yang diakibatkan oleh kejadian alam saja akan tetapi juga kejadian yang diakibatkan oleh manusia.
Bagaimana merepresentasikan Geography? (1)

December 20, 2008 at 1:58 am 2 comments

Manusia hanya mendiami sebagian kecil dari permukaan bumi. Dengan luas daratan sekitar 500 juta km2, kita hanya mendiami sepertiganya. Sedangkan luasan kota sangatlah kecil dimana sebagian besar manusia tinggal. Meskipun demikian, pengetahuan tentang bumi dipermukaan, di atas permukaan, maupun dibawah permukaan pa

da waktu lampau, sekarang, dan mendatang sangatlah penting bagi aktivitas manusia misalnya perencanaan, management sumberdaya alam, konservasi, travel, sampai dengan kegiatan navigasi sehari2. Semua data2 tersebut memerlukan wahana ataupun model dalam representasinya. Representasi ini membantu dan memudahkan kita dalam memahami dan mempelajari bumi. Pemodelan ini tentunya didasarkan pada hukum2 ataupun teori terkait dengan object dipermukaan bumi. Dalam hal Geography, teori dari Tobler yang bertajuk hukum pertama Geography (Tobler’s First Law of Geography) sangat mendukung dalam proses interpolasi untuk memprediksi kondisi didekat satu fenomena. Hukum ini berbunyi: segala sesuatu terkait dengan segala sesuatu yang lain, tetapi segala sesuatu yang dekat akan lebih terkait daripada yang jauh. Contoh real dari penerapan hukum ini misalnya pada data ketinggian (elevasi) dimana disekitar satu titik ketinggian akan memiliki nilai tidak jauh dari nilai ketinggian tersebut dan masih banyak contoh lain: suhu, pH, jenis tanah, curah hujan.

Pada waktu lalu, representasi Geography berkembang dari menggunakan media batu, tanah, sampai dengan paper-based. Dalam perkembangan selanjutnya, technology computer telah membawa kemudahan dalam representasi Geografi. Pada dasarnya, data direpresentasikan dalam bentuk binary (0 dan 1) dan kombinasi dari dua angka tersebut. Satu kelompok delapan binary digit dikenal byte menghasilkan 256 kombinasi telah banyak dipakai. Representasi digital dengan system binary (hanya 1 dan 0) ini tentunya banyak mereduksi informasi yang ada (bumi: komplex dan infinit). Meskipun demikian, bentuk digital ini sangat menunjang dalam kemajuan Sistem Informasi Geografi dalam hal penyimpanan, analisa, pencetakan termasuk layout, dan data sharing dengan cepat dan murah. Dalam hal ini representasi Geography berfokus pada permukaan ataupun dekat permukaan bumi.